Minggu, 29 Mei 2016

TEKNIK FOTOGRAFI II

Apakah Fotografi Itu ?
Fotografi berasal dari 2 kata dalam bahasa yunani, yaitu :
-     Photos = Cahaya
-     Graphos = Menulis / melukis
Dengan kata lain Fotografi adalah “Melukis dengan Cahaya”

Bagian-bagian dari sebuah kamera
Pada dasarnya sebuah kamera terdiri dari 3 bagian inti, yaitu:
1.   Badan Kamera
2.   Lensa kamera, sarana optik untuk membuat citra diatas media perekam untuk dilihat
3.   Pemantik Potret ( Shutter)

Jenis-jenis kamera
Menurut ukurannya filmnya :
-       Kamera 135
·      kamera poket sederhana
·      kamera poket dengan lensa zoom/vario dan pengatur jarak
·      kamera reflek lensa tunggal (RLT), atau biasa disebut SLR  (single lens reflex)
-       Kamera Format Medium 120
·      range finder kamera 120
·      SLR 120 dan Twin Lens Reflex (TLR) 120
-       Kamera Format besar
·      Biasanya digunakan di Studio atau para profesional

Jenis-jenis lensa
       Lensa mata ikan (fish eye lens), 8mm – 15 mm
       Lensa super lebar, 12mm – 25mm
       Lensa sudut lebar, 28mm – 40mm
       Lensa normal, 45mm – 60mm
       Lensa tele pendek, 70mm – 135mm
       Lensa tele medium, 150mm – 300mm
       Lensa tele untuk pemotretan olah raga dan fauna, 350mm – 1200mm
       Lensa vario/zoom
       Lensa makro/ close up
Nb: Standart untuk melakukan close up 70mm – 105mm

Macam-macam film
       Film negatif warna
       Film diapositif warna
       Film negatif hitam putih
       Film-film khusus:
      Film negatif monokrom dengan proses warna
      Film infra merah
      Film tungsten
      Film orthochromatis

Kepekaan Film
* Dinyatakan dengan sandi ISO (International Standart Organization), ASA (American Standart Association), DIN (Deutsche Industrie Normal), DX-Coding
* Dapat dikompensasikan dengan waktu proses (Push & Pull), maks +/- 2 stop
       ISO 25 – ISO 125 = Butiran halus, lambat
       ISO 125 – ISO 400 = Butiran Medium, cepat
       ISO 400 > = butiran agak kasar, sangat cepat

Format standart 35mm (135):
       ½ frame (bingkai)                            - 16 x 24 mm (72 bingkai)
       Full frame (bingkai penuh)             - 24 x 36 mm (36 bingkai)
       Bujur sangkar                                    - 24 x 24 mm (50 bingkai)
       Panorama                                          - 24 x 70 mm (12 bingkai)
            (Hasselblad Expand)
Format medium 60 mm (120/220)
       Bujur sangkar                                    - 60 x 60 mm (12/24 bingkai)
       Persegi Panjang                                - 45 x 60 mm (16/32 bingkai)
                                                                        - 60 x 70 mm (10/20 bingkai)
                                                                        - 60 x 80 mm (9/18 bingkai)
                                                                        - 60 x 90 mm (8/16 bingkai)
                                                                        - 60 x 170 mm (4/8 bingkai)
Format besar > 4 INCH x 5 INCH
       Film lembaran

Dasar pencahayaan
Untuk mengatur/mengendalikan jumlah cahaya yang masuk dan jatuh
ke media film/sensor, agar serasi dengan kepekaan film,
 harus melalui dua kombinasi, yaitu:
            - Kecepatan Rana (Shutter Speed)
            - Bukaan Diafragma (Aperature)
Ada 4 variasi untuk mengendalikan masuknya cahaya, yaitu:
  1. Program (P)                         à Otomatik penuh
  2. Shutter-Priority Auto (S)   à Otomatik dengan mematok kecepatan rana                                                      yang diinginkan
  3. Aperture-Priority Auto (A) à Otomatik dengan mematok kecepatan                                                              diafragma yang diinginkan
  4. Pilihan manual (M)             à Fotograferlah yang menentuan pilihan speed                                                 dan diafragma

Beda Nikon & Canon
Pada sistem Nikon                Pada sistem Canon
-       P = Program                          - P       = Program
-       A = Aperture Priority            - AV     = Aperture Priority
-       S = Shutter Priotrity             - TV     = Shutter Priority
-       M = Manual                           - M      = manual

Kombinasi Aperture dan Speed
F à                 22       16       11         8        5.6       3.5
S à                 500     250     125     60       30       15

Bagaimana foto bisa dikatakan baik
       Secara teknis ada 2 faktor yang perlu diperhatikan:
      Jumlah cahaya yang masuk harus serasi dengan kepekaan media perekamnya, sehingga jelas gelap terang dan warnanya yang terekam.
      Ketajaman citranya, sehingga jelas batas-batas antara benda-benda yang terekam. (Sharpness)
       Secara estetis, kita harus memperhatikan peletakan dan keserasian benda-benda yang terekam, serta penyajian akhirnya (komposisi dan presentasi)
       Hendaknya sebuah foto yang baik mempunyai pesan atau tema yang akan disampaikan kepada pemirsa
       Agar supaya foto enak dilihat, penyajian akhirnya haruslah rapi.

Mekanisme Pemotretan
Dalam memotret kita harus memperhatikan dua hal yang menyangkut keterampilan penggunaan alat, yaitu :
  1. Pengelolaan Pencahayaan
  2. Pengelolaan Gerakan

A.   Pengelolaan Pencahayaan, meliputi:
-   arah pencahayaan yang menerpa objek
-   kekuatan cahaya yang menerpa objek (Pengendalian diafragma)
-   Jenis Cahaya
B.   Pengelolaan Gerakan, meliputi:
-   membekukan gerak
-   kesan gerak yang terlihat pada karya
-   berkaitan dengan pengaturan kecepatan rana (speed)

Komposisi
Komposisi adalah penempatan obyek foto, yaitu obyek utama dan pendukung (warna, pola dan tekstur). Hal-hal yang berhubungan dengan komposisi:
1.   Format à Vertikal dan Horizontal
2.   Angle/ Sudut pengambilan, meliputi :  
-   Low angle à Sudut pengambilan dari bawah
-   High angle à Sudut pengambilan dari atas
-   Normal angle à sudut pengambilan sejajar dengan obyek
3.   Latar à latar depan (Foreground) & latar belakang (Background)
4.   Space Room, meliputi:
-   Looking room (Ruang Pandang)
-   Head room (Ruang Kepala/Atas)
-   Walking room (Ruang Gerak)

Macam-macam pengambilan objek
   Extreme Close Up
   Very Close Up
   Big Close Up
   Close Up
   Medium Close Up
   Medium Shot
   Knee Shot
   Medium Long Shot
   Long Shot
   Extreme Long Shot

Contoh Foto High Angle
Description: E:\Data Alan\IMG_5160.jpgDescription: E:\Data Alan\IMG_5155.jpg

Contoh Foto Low Angle
Description: G:\REFERENSI PHOTO\snsd-tell-me-your-wish1.jpgDescription: G:\IMMORTALPOTRET\DISTA_IN_BLACK_LEATHER_III_by_IMMORTALPOTRAIT.jpg

Foto-Foto Walking Room
Description: walkingDescription: walking salah
Walking Room Benar                     Walking Room Salah

Foto-Foto Looking Room
Description: E:\Data Alan\IMG_4360.jpgDescription: E:\Data Alan\IMG_4359.jpg

Walking Room
Description: E:\Data Alan\IMG_5069.jpg

Description: sudut obyek

Rahasia Foto Eye Catching
Eye-catching maknanya menarik secara visual, menarik perhatian karena jelas bagi mata atau pikiran. Rahasia foto eye-catching ada 4 :
  1. Kesederhanaan
  2. Warna
  3. Cahaya
  4. Kedalaman.

Kesederhanaan
Kesederhanaan : Kesederhanaan dalam seni juga dikenal dengan sebutan visual economy , yakni mengeliminasi semua elemen atau detail yang tidak perlu yang tidak ada kontribusinya pada semangat komposisi secara keseluruhan. Kesederhanaan dapat dicapai dengan beberapa cara:
-       Kurangilah jumlah dan tipe objek yang akan dibidik
-       Memotret lebih dekat pada subjek, atau zooming bila lensanya bisa di- zoom

Warna
     Warna : Untuk menciptakan tampak pada foto anda adalah dengan mencari corak warna yang menonjol. Merahnya bunga, birunya langit, kuningnya senja, atau hijaunya dedaunan. Sekali lagi, kesederhanaan adalah kunci – cobalah untuk mengurangi jumlah dan tipe warna dalam bidikan anda untuk lebih memberikan dampak. Secara umum, sebuah foto sebaiknya hanya memiliki satu subjek utama dan satu warna utama. Konsentrasikan hanya pada satu dari tiga warna primer: merah, biru atau kuning. Tiga warna dominan ini sangat baik diseimbangkan dengan warna-warna komplemennya, yaitu: merah dengan hijau, biru dengan oranye, dan kuning dengan ungu.
     Ada beberapa cara untuk menonjolkan warna,
Pertama adalah dengan menggunakan filter polarizer.
Kedua dengan membatasi range gelap ke terang. Singkirkan area yang terlalu gelap atau terlalu terang dibandingkan dengan subjek dari viewfinder anda.
Ketiga: pilih waktu terbaik sesuai dengan maksud foto anda.

Cahaya
       Pencahayaan yang baik seringkali menjadi kunci foto-foto juara.
       Penggunaan cahaya siang hari secara efektif dapat juga memperbaiki foto anda. Untuk mencapai foto seindah di “National Geographic”
       Fotolah ketika cahaya berwarna keemasan – muncul sesudah sunrise dan sebelum sunset, sering disebut “magic hours”
            di kalangan fotografer.

Kedalaman
Sertakan rasa kedalaman pada foto anda. Kedalaman dapat dicapai dengan pengaturan DOF, penempatan elemen-elemen di dalam foto, dan pencahayaan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar