Teori penguatan atau reinforcement theory of motivation
dikemukakan oleh B. F. Skinner (1904-1990)
dan rekan-rekannya. Pandangan mereka menyatakan bahwa perilaku individu
merupakan fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya (rangsangan – respons —
konsekuensi).
Teori ini didasarkan atas semacam hukum pengaruh
dimana tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang,
sementara tingkah laku dengan konsekuensi negatif cenderung untuk tidak
diulang.
Teori ini berfokus sepenuhnya pada apa yang
terjadi pada seorang individu ketika ia bertindak. Teori ini adalah alat yang
kuat untuk menganalisis mekanisme pengendalian untuk perilaku individu. Namun,
tidak fokus pada penyebab perilaku individu.
Menurut Skinner, lingkungan eksternal organisasi
harus dirancang secara efektif dan positif sehingga dapat memotivasi karyawan.
Model penguatan Skinner adalah interval (tetap
atau variabel) dan rasio (tetap atau variabel).
Penguatan
terus menerus – pemberian secara konstan penguatan
terhadap tindakan, dimana setiap kali tindakan tertentu dilakukan diberikan
terhadap subjek secara langsung dan selalu menerima penguatan. Metode ini tidak
praktis untuk digunakan, dan perilaku diperkuat rentan terhadap kepunahan.
Interval
(fixed / variabel) penguatan tetap – penguatan mengikuti
respon pertama setelah durasi yang ditetapkan. Variabel-waktu yang harus dilalui sebelum respon menghasilkan
penguatan tidak diatur, tetapi bervariasi di sekitar nilai rata-rata.
Rasio
(tetap atau variabel) penguatan tetap –
sejumlah tanggapan harus terjadi sebelum ada penguatan. Variabel-jumlah
tanggapan sebelum penguatan disampaikan berbeda dari yang terakhir, namun
memiliki nilai rata-rata.
Menurut management study guide, manajer
menggunakan metode berikut untuk mengendalikan perilaku karyawan:
Penguatan
Positif
Ini berarti ada pemberian tanggapan positif
ketika seorang individu menunjukkan perilaku positif yang dibutuhkan. Misalnya
memuji karyawan untuk datang lebih awal. Ini akan meningkatkan kemungkinan
perilaku yang akan terjadi lagi. Reward adalah positif untuk memperkuat, tapi
belum tentu demikian, jika dan hanya jika perilaku karyawan membaik, hadiah
dapat dikatakan sebagai dorongan yang positif. Penguatan positif merangsang
terjadinya perilaku.
Penguatan
Negatif
Ini berarti menghargai karyawan dengan menghapus
konsekuensi negatif/tidak diinginkan. Baik penguatan positif dan negatif dapat
digunakan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan/diperlukan.
Hukuman
Ini berarti menghapus konsekuensi positif
sehingga dapat menurunkan kemungkinan mengulangi perilaku yang tidak diinginkan
di masa depan. Dengan kata lain, hukuman berarti menerapkan konsekuensi yang
tidak diinginkan untuk menampilkan perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya –
Menangguhkan seorang karyawan untuk melanggar aturan organisasi. Hukuman bisa
disamakan oleh penguatan positif dari sumber alternatif.
Kepunahan
Kepunahan berarti menurunkan kemungkinan
perilaku yang tidak diinginkan dengan menghilangkan hadiah untuk perilaku
seperti itu.
Implikasi
Teori
Mirip dengan teori keseimbangan yang
membangun kesadaran yang lebih luas terhadap dimensi penilaian masing-masing
individu sebagai manifestasi keadilan, teori ini juga memandang bahwa
penghargaan terhadap karyawan tidak bisa dipukul rata bahwa manajemen harus
menghargai semua karyawan secara bersamaan, melainkan harus memberitahu
karyawan apa yang perlu dilakukan dengan benar. Karyawan diberitahukan
bagaimana mereka dapat mencapai penguatan positif. Teori Penguatan menjelaskan
secara rinci bagaimana seseorang belajar berperilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar